Membudidaya Ikan Arwana

Ikan arwana memang eksotis. Bentuk tubuhnya yang gagah, dan warna sisiknya yang mempesona membuat ikan ini banyak digemari orang. Apalagi banyak juga yang meyakini, ikan arwana merupakan ikan keberuntungan. Salah satu jenis ikan arwana unggulan adalah arwana super red. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Salah seorang yang menggeluti usaha membudidaya ikan arwana super red ini adalah Tris Tanoto, di kolam miliknya di Jalan Raya Hankam, Munjul, Jakarta Timur. Untuk mencapai lokasi kolam ikan arwana Tris Tanoto dari Jakarta, dapat melalui jalan tol Jagorawi. Keluar di pintu tol Cibubur, mengambil arah ke arah Munjul, Jakarta Timur.

Di 12 kolam seluas 3.500 meter persegi inilah, Tris Tanoto memelihara sekitar 500 ekor ikan arwana, dengan dibantu 30 orang karyawannya. Dia telah menggeluti usaha ini sejak 20 tahun lalu.

Yang terpenting diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah air kolamnya. Karena ikan arwana menyukai air yang jernih dan volumenya cukup. Rata – rata kedalaman air kolam ikan arwana antara 1,5 meter hingga 2 meter.

Selain itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan dipisahkan agar telurnya tetap utuh.

Saat telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai terlihat jelas.

Ikan arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan, setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60 centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat.

Penangkaran Ikan Arwana

Ikan itu meliuk-liuk di sebuah akuarium. Sisik-sisiknya yang bulat besar itu tampak mengkilap dengan warna merah menyala. Gerakan dan keindahan tubuhnya menyita perhatian banyak orang. Itulah arwana super red atau ikan siluk.

Sosoknya yang gagah dan indah membuat ikan ini sangat populer. Banyak orang ingin mengoleksinya. Harganya pun bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Arwana merah super ini memang sudah sejak lama menjadi komoditi andalan ekspor ikan hias air tawar bagi Indonesia. Kehadirannya selalu diburu. Akibatnya, populasi di alam pun menurun drastis.

Ikan cantik yang biasanya mudah ditemui di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat (Kalbar) ini semakin berkurang. Wajar kalau ikan ini lalu dikategorikan sebagai ikan langka dan dilindungi.

Berdasarkan aturan CITES (organisasi internasional yang mengatur perdagangan flora dan fauna yang terancam kepunahan), ikan arwana masuk dalam Appendix II. Itu artinya ikan hias ini hanya boleh diperdagangkan dari hasil penangkaran atau budidaya. Tidak boleh dari hasil tangkapan alam.

Persoalannya, hingga kini tidak banyak orang yang tertarik dalam bisnis penangkaran ikan arwana. Maklum, ikan ini hanya bisa dikembangbiakan dengan cara alami. Artinya, si penangkar harus bisa membuat lingkungan tempat penangkaran serupa dengan habitat asli ikan ini. Fakta membuktikan, penangkaran ikan arwana paling banyak berhasil terjadi di Kalbar.

Kunci Keberhasilan
Menurut ahli penangkaran ikan arwana asal Pontianak, Kalbar, Jayadi Arya Kusuma, menipisnya populasi ikan arwana di habitat aslinya membuat para penangkar menggunakan indukan arwana dari hasil penangkaran (F2 dan seterusnya). “Kunci keberhasilan menangkarkan arwana adalah menciptakan lingkungan yang cocok,” ujar Jayadi kepada Samudra.

Ia menjelaskan, penangkaran secara alami bisa dilakukan dalam kolam pemijahan. Idealnya kolam pemijahan itu berukuran panjang 15 m, lebar 10 m, dan kedalaman minimal 2 m. Dasar kolam harus tanah, dan pinggiran kolam ditutup dengan papan.
Tingkat keasaman (pH) air dalam kolam idealnya berkisar antara 5,5 sampai 6. Kondisi ini sesuai dengan air Sungai Kapuas. Bukan apa-apa, air sungai tersebut berasal dari lahan gambut sehingga tingkat keasaman airnya sesuai dengan habitat asli arwana.
Setiap kolam pemijahan bisa diisi indukan arwana 30 sampai 40 ekor. Ukuran indukan arwana idealnya memiliki panjang 40 - 60 cm. Umur indukan biasanya 3 - 4 tahun.
Jangan lupa memberi pakan setiap sore. Bisa berupa kodok, jangkrik, atau udang hidup. Penebaran pakan dilakukan dari tempat khusus yang lebih tinggi.

Arwana melakukan pembuahan secara eksternal atau di luar tubuh indukan. Satu ekor induk arwana betina bisa menghasilkan 40 - 70 ekor anakan. Dalam satu tahun ikan arwana bisa memijah hingga 2 kali, terutama saat panca roba atau peralihan musim.
Setiap bulan indukan betina dicek apakah sudah memijah atau belum. Setelah bertelur, induk betina dan jantan secara bergantian menjaga atau menginang telur-telur tersebut ke dalam mulut mereka. Selama menginang telur, indukan arwana tidak makan. Ikan ini bisa kuat tidak makan selama 1 bulan.

Telur yang dierami dipindahkan ke dalam akuarium perawatan dengan cara menangkap indukan secara perlahan dengan jaring dan mengeluarkan telur-telur tersebut dari mulut induknya. Biasanya umur telur yang dipindahkan itu sekitar 1 bulan. Tunggulah sampai menetas.

Kuning telur masih tampak menempel di bagian bawah dada anakan arwana saat dipisahkan dari induknya. Selama sekitar 40 hari anakan tersebut tidak perlu diberi pakan karena ikan-ikan kecil itu masih memiliki sisa makanan berupa kuning telur tadi.
Selama proses pemeliharaan anakan tersebut, sirkulasi air, keasaman, dan kadar oksigen (6-8 ppm) dalam air harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai kuning telur tersebut pecah. Setelah kuning telur habis anakan arwana baru bisa berenang bebas. Inilah waktu untuk memberinya pakan. Pakannya bisa berupa daging katak rucah atau anak ikan mas.

Tingkat Keberhasilan 99 %
Menurut Jayadim, tingkat daya tahan hidup anakan arwana hasil penangkaran dapat mencapai 99 %. Coba bandingkan dengan proses penetasan di alam yang hanya berhasil 10 %.

Setiap anakan berukuran panjang 12-15 cm sudah bisa diekspor dengan harga sekitar Rp 7 juta per ekor. Kalau calon indukan harganya lebih mahal lagi, sekitar Rp 8 juta sampai Rp 10 juta. Sedangkan harga indukan bisa mencapai Rp 40 juta per ekor. Umur ikan arwana bisa mencapai 30 - 40 tahun.

Soal harga arwana super red, sangat tergantung kualitasnya. Keindahan warna sisiknya, bentuk sendok kepalanya, bentuk badan dan ekornya menentukan nilai jualnya. Ikan-ikan ini biasanya diekspor ke Singapura, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Kanada.
Sebelum dipasarkan, semua ikan arwana super red diberi mikrochip sebagai nomor identitasnya. Mikrochip dimasukkan dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh ikan arwana. Sebelum mikrochip dimasukkan, ikan dibius dulu.

Menurut Jayadi, saat ini di Kalbar ada sekitar 80 penangkar ikan arwana yang memiiki izin resmi. Setiap penangkar mampu mengekspor arwana sekitar 200 ekor per bulan dengan berbagai ukuran. Sudah bisa dibayangkan, betapa makmurnya para penangkar itu. Tingkat kesulitan dan lamanya waktu penangkaran sesuai dengan nilai jualnya.
Terlepas dari hal itu, banyaknya penangkaran arwana ini di sisi lain juga dapat melestarikan ikan yang sudah mulai langka ini.